Selasa, 14 September 2010

Tokoh Musik Keroncong















Nama:
Gesang Martohartono
Lahir:
1 Oktober 1917
Rekaman CD:
Seto Ohashi (1988), Tembok Besar (1963), Borobudur (1965), Urung (1970), Pandanwangi (1949), dan Swasana Desa (1939).

Album Emas:
bengawan solo
jembatan merah
saputangan
si piatu
roda dunia
dunia berdamai
tirtonadi
pemuda dewasa
luntur
bumi emas tanah airku
dongengan
sebelum aku mati 
Gesang Martohartono

Sebuah Legenda Maestro Keroncong


Tak banyak penyanyi atau pemusik Indonesia yang bisa menjadi legenda di masyarakat. Satu dari yang sedikit itu, ialah maestro keroncong asal Solo, Gesang Martohartono, pencipta lagu Bengawan Solo. Sebuah lagu keroncong yang menyeberangi lautan. Lagu yang sangat digemari di Jepang. Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. Lagu yang telah menjembatani pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia.

Dan, tak banyak pula dari penyanyi atau pemusik Indonesia yang bisa bertahan hingga usia 85 tahun. Gesang bahkan telah membuktikan bahwa dalam usianya yang ke-85 tahun, masih mampu merekam suaranya. Rekaman bertajuk Keroncong Asli Gesang itu diproduksi PT Gema Nada Pertiwi (GMP) Jakarta, September 2002.

Peluncuran album rekaman itu bertepatan dengan perayaan ulang tahun Gesang ke-85, yang diadakan di Hotel Kusuma Sahid di Solo, Selasa (1/10) malam. Hendarmin Susilo, Presiden Direktur GMP, menyebutkan produksi album rekaman Gesang yang sebagian dibawakan sendiri Gesang, merupakan wujud kecintaan dan penghargaannya pada dedikasi sang maestro terhadap musik keroncong.

Sudah empat kali PT GMP memproduksi album khusus Gesang, yaitu pada 1982, 1988, 1999, dan 2002. Dari 14 lagu dalam rekaman compact disk (CD), enam di antaranya merupakan lagu yang belum pernah direkam. Yaitu Seto Ohashi (1988), Tembok Besar (1963), Borobudur (1965), Urung (1970), Pandanwangi (1949), dan Swasana Desa (1939). Selebihnya lagu-lagu lama karya Gesang, yang temanya menyinggung usia Gesang yang sudah senja seperti Sebelum Aku Mati, Pamitan, dan tentu saja Bengawan Solo.

Ini memang lebih sebagai album penghormatan atas sebuah legenda daripada sebuah produk yang tak punya selling point. Dalam album ini suara Gesang agak "tertolong" karena didampingi penyanyi-penyanyi kondang: Sundari Soekotjo, Tuty Tri Sedya, Asti Dewi, Waldjinah.

"Terus terang, suara saya jelek. Apalagi saat rekaman itu saya sedang sakit batuk, sehingga terpaksa diulang-ulang hingga, ya, lebih lumayan," ungkap Gesang polos. Menurut dia, sebenarnya aransemen dan iringan musik oleh Orkes Keroncong Bahana itu dia rasa kurang cocok untuk kondisi vokalnya.

***
SUDAH lima tahun terakhir, perayaan HUT Gesang diadakan di hotel yang sama. Penyelenggaranya gabungan dari anggota keluarga Gesang dan Yayasan Peduli Gesang (YGP) dari Jepang. YGP semula merupakan wadah sejumlah warga Jepang yang memiliki penghormatan khusus pada Gesang, dan mereka menghimpun dana untuk membantu kehidupan Gesang. Sebagian dari mereka adalah orang Jepang yang berusia di atas 80 tahun, karena pada masa perang dahulu sudah mengagumi lagu Bengawan Solo.

Mereka datang berombongan dari Jepang-asal Tokyo, Pulau Shikoku, Yokohama-dan tiba sehari sebelumnya. Setiap tahun anggota rombongan berganti-ganti, dan sebagian anggota tetap. Menurut Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang, Okihara Toshio, sebenarnya banyak warga Jepang yang berniat datang ke Solo, tetapi terbentur teknis untuk mengumpulkan mereka sehingga hanya terkumpul 26 orang.

Bayangkan. Mereka menempuh jarak ribuan kilometer hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Gesang. Selain mesti membeli tiket pesawat terbang pergi-pulang dan mengeluarkan biaya akomodasi, mereka juga membawa cenderamata buat Gesang. Dari amplop berisi uang yen hinga lukisan. Bahkan ada yang sengaja datang ke Solo untuk bisa bernyanyi (bermain piano) bersama Gesang. Ada juga yang menari.
Ketua Yayasan Peduli Gesang, Ny Yokoyama Kazue (55) agak menyayangkan ketidakhadiran sejumlah warga Jepang yang tinggal di Kota Solo, padahal tahun lalu saat perayaan HUT Gesang mereka datang. HUT yang istimewa itu, 85 tahun, hanya dihadiri kurang dari 100 orang.

Ia juga menyayangkan ketidakhadiran kalangan pemusik dan penyanyi keroncong setempat. Padahal panitia dari Jepang telah menyiapkan penghargaan kepada mereka. HUT Gesang malam itu terasa sepi tanpa kehadiran penyanyi Waldjinah, komponis Andjar Any, atau kalangan musik keroncong lainnya. Tak satu pun kalangan pejabat yang hadir, maupun mereka yang selama ini menyebut dirinya menghargai musik Indonesia.

Barangkali ini sebuah ironi tentang sebuah bangsa yang konon sangat mengagungkan kepahlawanan. Ny Yokoyama mengaku, sebenarnya ia hanya melanjutkan usaha mendiang Hirano Widodo, salah seorang warga Jepang (tinggal di Klaten) pengagum Gesang. "Saya sudah telanjur berjanji pada Pak Hirano tatkala beliau dirawat di rumah sakit," tutur Ny Yokoyama. Ia bahkan mengaku, sebelumnya tidak mengenal Gesang.

***
MENYEBUT kekaguman terhadap Gesang sebagai sebuah legenda, rasanya tidak adil tanpa menyebut peran PT Gema Nada Pertiwi yang dipimpin Hendarmin Susilo (57). "Saya termasuk warga keturunan, tetapi saya cinta negeri ini, dan menyukai lagu-lagu daerah di sini seperti gending, degung, lagu-lagu Tapanuli, terutama keroncong," ungkapnya.

Hendarmin mengaku, kecintaannya pada musik keroncong seperti sudah mendarah-daging, dan karena itu ia siap berkorban. Ia juga menghormati Gesang, bahkan telah menganggapnya sebagai "orangtua"-nya.

Kalau bukan berdasar rasa kagum dan penghargaan yang mirip mitos, rasanya memang tak masuk akal sebuah perusahaan rekaman memproduksi album rekaman musik keroncong. "Apalagi di masa sulit sekarang ini," kata Hendarmin. "Memang banyak teman Asiri yang menyebut saya gila."

Ditambahkan, kalau cuma dihitung dengan ilmu dagang, memproduksi album keroncong jelas merugi. Tentang besarnya prosentase pemasaran album musik keroncong, misal dibanding musik pop, Hendarmin bertamsil, "Wah, kita harus menggunakan kaca pembesar untuk bisa melihatnya."
Sebagai gambaran, rekaman Album Emas Gesang (1999) cuma laku 7.000 kaset dan 1.000 CD. Bandingkan dengan album musik pop Indonesia yang, kalau meledak, bisa mencapai 400.000 keping. "Tetapi, dalam hidup ini kan ada harga yang lain. Yakni ketika kita dihargai oleh orang lain, seperti penghargaan orang Jepang terhadap Pak Gesang itu. Macam itu tidak bisa dinilai dengan uang saja," katanya.

Hendarmin juga menyebutkan, sebenarnya bukan hanya kalangan masyarakat Jepang yang mengagumi Gesang. Nama Gesang dengan Bengawan Solo-nya juga cukup dikenal pula di daratan Tiongkok. Dalam kaitan itu ia menyebut jasa Bung Karno yang pada masa lalu sering membawa misi kesenian ke RRC, juga Vietnam, dan negara Asia Tenggara yang lain.

Bengawan Solo
bengawan solo, riwayatmu ini
sedari dulu jadi perhatian insani
musim kemarau, tak seberapa airmu
di musim hujan air meluap sampai jauh ...

mata airmu dari solo
terkurung gunung seribu
air mengalir sampai jauh
akhirnya ke laut ...

itu perahu, riwayatmu dulu
kaum pedagang s'lalu naik itu perahu

Keroncong yang Menyeberangi Lautan
Lagu "Bengawan Solo" yang berlanggam keroncong, sangat terkenal di Jepang. Orang Jepang langsung tahu bila kita menyebut "Bengawan Solo", karena sudah sejak lama mereka kenal. Terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut, mendengar lagu ini menimbulkan adanya perasaan nostalgia. Demikianlah, melalui "Bengawan Solo" yang digubah, telah tumbuh pertukaran yang bersejarah antar rakyat Jepang dan Indonesia.

"Bengawan Solo" masuk ke Jepang untuk pertama kali sekitar setengah abad yang lalu di kala masa perang. Pada waktu tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, lagu itulah yang dari radio terdengar secara luas di kalangan serdadu Jepang serta orang-orang Jepang yang berada di sini.

Seusai perang, berkat para tentara Jepang dan orang-orang perusahaan dagang Jepang yang pulang kembali ke negerinya, lagu tersebut kerap terpelihara eksistensinya, bahkan "Bengawan Solo" dengan syair dalam bahasa Jepang menjadi sangat populer. Konon orang orang di Jawa yang mendengar lagu itu merasakan ketenangan hati serta nostalgia, mengingatkan mereka akan masa mudanya karena melodi lagu serupa dengan lagu rakyat Jepang.

Salah pengertian bahwa "Bengawan Solo" merupakan lagu rakyat yang komponisnya tidak dikenal, berlangsung cukup lama. Akan tetapi ada orang-orang Jepang yang berdaya upaya bagi terjalinnya pertukaran antar rakyat biasa dengan Indonesia, mereka mencari melodi-melodi indah dari negeri-negeri lain dan membantu para komponis yang terlupakan.

Setelah mencari dan melacak keberadaan penggubahnya, Gesang pada tahun 1989, dengan dana yang dikumpulkan dari himpunan persahabatan Jepang-Indonesia di berbagai tempat di Jepang, telah dibentuk Dana Himpunan Gesang dengan alasan bahwa "Bengawan Solo bersifat Abadi", bahkan sampai didirikan sebuah monumen patung setengah badan Gesang di Taman Jeruk, Kota Solo.

Gesang datang pada festival salju Sapporo atas undangan himpunan persahabatan Sapporo dengan Indonesia pada tahun 1980, untuk pertama kali. Setelah itu telah berkali-kali datang ke Jepang atas undangan himpunan persahabatan Jepang. Demikianlah pagelaran keroncong berlangsung di Jepang untuk pertama kali dengan membawakan lagu "Bengawan Solo". Melalui Gesang dan musik keroncong, orang menjadi sadar bahwa musik adalah sesuatu yang mutlak perlu bagi persahabatan dan perdamaian dunia. Lebih-lebih lagi, berkat kerendahan hati Pak Gesang; kepribadiannya telah membawa keakraban dan kehangatan bagi orang Jepang. Berkat kunjungannya ke Jepang, keroncong telah mengalami boom secara diam-diam.

Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. "Bengawan Solo" yang melintasi batas negara, dengan memperkayakan hati manusia telah menjembatani pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia.

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia), sumber Kompas dan www.id.emb-japan.go.jp/283p18.html

Tokoh Musik Keroncong

Musik Keroncong

Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita.


Asal-usul

Akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya[1]. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
h musik dawai, seperti biola, ukulele, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara, yang kemudian berkembang ke arah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi berbaur dengan musik Tanjidor (tahun 1880-1920). Tahun 1920-1960 pusat perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi dengan irama yang lebih lambat sesuai sifat orang Jawa.
Pem-"pribumi"-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti
Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup
  • ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong - crong sehingga disebut keroncong (ditemukan tahun 1879 di Hawai, dan merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong)
  • ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);
  • gitar akustik sebagai gitar melodi, dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi);
  • biola (menggantikan Rebab);
  • flut (mengantikan Suling Bambu);
  • selo; betot menggantikan kendang
  • kontrabas (menggantikan Gong)[2]
Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen bawah. Flut mengisi hiasan atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.
Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ tunggal serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong (di pentas pesta organ tunggal yang serba bisa main keroncong, dangdut, rock, polka, mars).

Jenis keroncong

Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.

Perkembangan keroncong masa kini

Setelah mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di Indonesia (1522) dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun 1661 [3], dan ini merupakan masa evolusi awal musik keroncong yang panjang (1661-1880), hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan identitas keroncong yang sebenarnya dengan suara crong-crong-crong, sehingga boleh dikatakan musik keroncong belum lahir tahun 1661-1880.
Dan akhirnya musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak tahun 1880 hingga kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang sudah berlangsung dan satu perkiraan perkembangan baru (keroncong avant-garde). Tonggak awal adalah pada tahun 1879 [4], di saat penemuan ukulele di Hawai [5] yang segera menjadi alat musik utama dalam keroncong (suara ukulele: crong-crong-crong), sedangkan awal keroncong avant-garde belum diketahui waktu dan tempatnya.
Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah[6]
(a) Masa stambul (1880-1920),
(b) Masa keroncong abadi (1920-1960), dan
(c) Masa keroncong modern (1960-2000), serta
(d) Masa keroncong millenium (2000-kini)

Masa stambul (1880-1920)

Ukulele ditemukan pada tahun 1879 di Hawaii, sehingga diperkirakan pada tahun berikutnya Keroncong baru menjelma pada tahun 1880, di daerah Tugu kemudian menyebar ke selatan daerah Kemayoran dan Gambir (lihat ada lagu Kemayoran dan Pasar Gambir, sekitar tahun 1913). Komedie Stamboel 1891-1903 lahir di Kota Pelabuhan Surabaya tahun 1891, berupa Pentas Gaya Instanbul, yang mengadakan pertunjukan keliling di Hindia Belanda, Singapura, dan Malaya lewat jalur kereta api maupun kapal api. Pada umumnya pertunjukan meliputi Cerita 1001 Malam (Arab) dan Cerita Eropa (Opera maupun Rakyat), termasuk Hikayat India dan Persia. Sebagai selingan, antar adegan maupun pembukaan, diperdengarkan musik mars, polka, gambus, dan keroncong. Khusus musik keroncong dikenal pada waktu itu Stambul I, Stambul II, dan Stambull III.
Pada waktu itu lagu Stambul berirama cepat (sekitar meter 120 untuk satu ketuk seperempat nada), di mana Gesang menyebut sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur dengan Tanjidor yang asli Betawi. Pada masa ini dikenal para musisi Indo, dan pemain biola legendaris adalah M. Sagi (perhatikan rekaman Idris Sardi main biola lagu Stambul II Jali-jali berdasarkan aransemen dari M. Sagi). Seperti diketahui bahwa panjang lagu stambul adalah 16 birama, yang terdiri atas:

Stambul I:

Lagu ini misalnya Terang Bulan, Potong Padi, Nina Bobo, Sarinande, O Ina Ni Keke, Bolelebo, dll. dengan struktur bentuk A - B - A - B atau A - B - C - D (16 birama):
  • |I , , , |, , , , |, , , , |V7, , , |
  • |, , , , |, , , , |, , , , |I , , , |
  • |I7, , , |IV, , , |, , V7, |I , , , |
  • |, , , , |V7, , , |, , , , |I , , , ||

Stambul II:

Lagu ini misalnya Si Jampang, Jali-Jali, di mana masuk pada Akord IV sebagai ciri Stambul II dengan struktur A - B - A - C (16 birama):
  • |I . . . |. . . . |. . . . |IV, , , | (tanda . artinya tacet)
  • |, , , , |, , , , |, , V7, |I , , , |
  • |, , , , |, , , , |, , , , |V7, , , |
  • |, , , , |, , , , |, , , , |I , , , ||

Stambul III:

Lagu ini misalnya Kemayoran, di mana mirip dengan Keroncong A sli sehingga sering salah diucapkan dengan Kr. Kemayoran, yang seharusnya Stambul III Kemayoran, dengan struktur Prelude - A - B - Interlude - C - D (16 birama):
  • |I , , , |, , , , | Prelude 2 birama
  • |, , , , |, , , , |
  • |II#, , ,|V7, , , | Modulasi 2 birama
  • |, , , , |IV, , , | Interlude 2 birama
  • |, , V7, |I , , , |
  • |, , , , |V7, , , |
  • |, , , , |I , , , ||
Musiq Losquin Bugis: Dari periode stambul ini lahir pula di Makassar bentuk keroncong khas yang dikenal sebagai musiq losquin Bugis, misalnya lagu Ongkona Arumpone yang dinyanyikan oleh Sukaenah B. Salamaki. Irama keroncong ini, tanpa seruling-biola-cello, tapi dengan melodi guitar yang kental, mirip seperti gaya Tjoh de Fretes dari Ambon.

Masa keroncong abadi (1920-1960)

Pada masa ini panjang lagu telah berubah menjadi 32 birama, akibat pengaruh musik pop Amerika yang melanda lantai dansa di Hotel2 Indonesia pada waktu itu, dengan musisi didominasi dari Filipina (spt Pablo, Sambayon, dll), dan berakibat juga lagu pada waktu itu telah 32 birama juga, perhatikan lagu Indonesia Raya (1924) pada waktu itu juga sudah 32 birama. Selanjutnya pusat perkembangan beralih ke Solo dan iramanya juga lebih lamban (sekitar 80 untuk seperempat nada). Masa ini lahir para musisi Solo spt Gesang. Lagu Keroncong Abadi terdiri atas:

Langgam Keroncong:

Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop: Verse A - Verse A - Bridge B - Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai berikut:
  • Verse A | V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
  • Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
  • Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II# , , , | II# , , , | V , , ,|
  • Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |

Stambul Keroncong:

Stambul Keroncong berbentuk (A-B-A-B') x 2 = 16 birama x 2 = 32 birama, merupakan modifikasi Stambul II yang 16 birama menjadi 32 birama (menyesuaikan standar Keroncong Abadi yang 32 birama). Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.
Alur akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda - adalah tacet atau iringan tidak dibunyikan):
  • |I - - - | - - - - | - - - - |IV , , , | dibuka dg broken chord I utk mencari nada
  • |IV , , , |IV , , , |IV , V ,|I , , , |
  • |I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
  • |V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
  • |I , , , |I , , , |I , , , |IV , , , | 16 birama ini pengulangan dari 16 birama pertama atau sama
  • |IV , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
  • |I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
  • |V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |

Keroncong Asli

Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - B'. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan PRELUDE 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi INTERLUDE standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga. Keroncong asli diawali oleh voorspel atau prelude, atau intro yang diambil dari baris 7 (B3) mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar; dan tussenspel atau interlude atau intermezzo di tengah-tengah setelah modulasi/modulatie/modulation yang standar untuk semua keroncong asli: Alur akordnya seperti tersusun di bawah ini:
  • |V , , , |I , I7 , |IV , V7 , |I , , , | prelude 4 birama diambil dari baris ke-7 (B3)
  • (A1) | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , |
  • (A2) |II# , , , | II# , , , | V , , , | modulasi merupakan ciri keroncong asli sebanyak 4 birama
  • |V , , , | V , , , | V , , , |IV , , , | interlude 4 birama untuk semua lagu menjadi standar
  • (B1) | IV , , ,| IV , , ,|V7 , , , | I , , , |
  • (B2) |I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , I7 , |
  • (B3) |IV , V7 , |I , I7 , | IV , V7 , |I , , , |
  • (B2) | I , , , | V7 , , , | V7 , , ,| I , , , |
Kadensa Keroncong Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut. Pada Masa Keroncong Abadi dikenal rangkaian penutup I7-IV-V7-I.
  1. Kadensa dengan rangkaian V7-I disebut sebagai Kadensa Sempurna, karena sempurna menutup rangkaian tersebut dan terasa berhenti sempurna.
  2. Tetapi kalau akord X-V7 menjadi akhir rangaian, maka disebut Kadensa Tidak Sempurna atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian Super Tonik - Dominan Septim.
  3. Kalau rangkaian harmoni diakhiri pada X-VI, maka disebut Kadensa Terputus, misalnya Doninan Septim - Submedian.
  4. Dalam rangkaian IV-I disebut Kadensa Plagal, mempunyai sifat sendu seperti kalau kita mengucap "Amin" dalam salat.
  5. Kadensa Keroncong, khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu rangkaian harmoni I7-IV-V7-I
Gambang Keromong Gambang Keromong adalah salah satu gaya keroncong yang dikembangkan oleh Etnis Tionghoa (gambang adalah alat musik bilah kayu seperti marimba, sedangkan keromong adalah istilah lain dari kempul) yang dikembangkan tahun sekitar 1949 di Jakarta (tanjidor), namun kemudian berkembang di Semarang (ingat lagu Gambang Semarang - Oey Yok Siang). Sebenarnya Gambang Keromong yang lahir di Masa Keroncong Abadi 1920-1960 adalah cikal bakal Campursari yang lahir pada Masa Keroncong Modern.

Masa keroncong modern (1960-2000)

Perkembangan keroncong masih di daerah Solo dan sekitarnya, namun muncul berbagai gaya baru yang berbeda dengan Masa Keroncong Abadi (termasuk musisinya), dan merupakan pembaruan sesuai dengan lingkungannya.

Langgam Jawa

Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh. Tahun 1968 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari.
Umumnya mempunyai struktur lagu pop yaitu A - A - B - A atau juga A - B - C - D dangan jumlah 32 birama. Lagu Langgam Jawa yang terkenal di tahun 1958 adalah ciptaan Anjar Any (1936-2008): Yen Ing Tawang Ana Lintang (Tawang dalam Bahasa Jawa berarti: awang-awang, langit, dan makna lain nama suatu desa di Magetan, Kalau di Langit Ada Bintang). Langgam Jawa menjadi terkenal oleh Waljinah yang pernah sebagai juara tingkat sekolah SMP di RRI Solo tahun 1958.

Keroncong Beat

Dimulai oleh Yayasan Tetap Segar pimpinan Rudy Pirngadie, di Jakarta pada tahun 1959 dan bisa mengiringi lagu barat pop (mau melangkah lebih bersifat universal). Pada waktu itu Idris Sardi ikut tur ke New York World's Fair Amerika Serikat dengan biola tahun 1964 dengan maksud mau memperkenalkan lagu pop barat (I left my heart in San Fransico, pada waktu itu tahun 1964 lagu ini merupakan salah satu hit di dunia) dengan iringan keroncong beat, namun dia kena denda melanggar hak cipta akibat tanpa izin.
Dengan Keroncong Beat maka berbagai lagu (bukan dengan rangkaian harmoni keroncong, termsuk kunci Minor) dapat dinyanyikan seperti La Paloma, Monalisa, Widuri, Mawar Berduri, dll.

Campur Sari

Di Gunung Kidul (DI Yogyakarta) pada tahun 1968 Manthous memperkenalkan gabungan alat gamelan dan musik keroncong, yang kemudian dikenal sebagai Campursari. Kini daerah Solo, Sragen, Ngawi, dan sekitarnya, terkenal sebagai pusat para artis musik campursari. Bahkan Bupati Sukoharjo ikut meramaikan bursa campursari.

Keroncong Koes-Plus

Koes Plus dikenal sebagai perintis musik rock di Indonesia, pada sekitar tahun 1974 juga berjasa dalam musik keroncong yang rock. Keroncong Pertemuan adalah Keroncong Koes Plus dengan struktur bentuk campuran (dalam bahasa Belanda disebut Meng-vorm atau Inggris Combine form) antara Stambul II dan langgam Keroncong.
Seandainya band rock Indonesia bisa mengikuti jejak Koes-Plus untuk melestarikan budaya sendiri seperti keroncong, maka betapa indah musik rock Indonesia dapat ngetop dengan irama kampung halaman, berarti musik keroncong jangan mati (ucapan Gesang). Mudah-mudahan Mbah, generasi muda Indonesia dapat melanjutkan musik keroncong .

Keroncong Dangdut (Congdut)

Keroncong dangdut (Congdut) adalah jawaban atas derasnya pengaruh musik dangdut dalam musik populer di Indonesia sejak 1980-an. Seiring dengan menguatnya campur sari di pentas musik populer etnis Jawa, sejumlah musisi, konon dimulai dari Surakarta, memasukkan unsur beat dangdut ke dalam lagu-lagu langgam Jawa klasik maupun baru. Didi Kempot adalah tokoh utama gerakan pembaruan ini. Lagu-lagu yang terkenal antara lain Stasiun Balapan, Sewu Kuto.

] Masa keroncong millenium (2000-kini)

Walaupun musik keroncong di era millenium (tahun 2000-an) belum menjadi bagian dari industri musik pop Indonesia, tetapi beberapa pihak masih mengapresiasi musik keroncong. Kelompok musik "Keroncong Merah Putih"[rujukan?], kelompok keroncong berbasis Bandung masih cukup aktif melakukan pertunjukan. Selain itu, Bondan Prakoso dan grupnya Bondan Prakoso & Fade 2 Black, menciptakan komposisi berjudul "Keroncong Bondol" yang berhasil memadukan musik gaya rap dengan musik latar belakang irama keroncong.

Tokoh keroncong

Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong. Gesang menyebut irama keroncong pada MASA STAMBUL (1880-1920), yang berkembang di Jakarta (Tugu , Kemayoran, dan Gambir) sebagai Keroncong Cepat; sedangkan setelah pusat perkembangan pindah ke Solo (MASA KERONCONG ABADI: 1920-1960) iramanya menjadi lebih lambat.
Di sisi lain nama Anjar Any (Solo, pencipta Langgam Jawa lebih dari 2000 lagu yang meninggal tahun 2008) juga mempunyai andil dalam keroncong untuk Langgam Jawa beserta Waljinah (Solo), sedangkan R. Pirngadie (Jakarta) untuk Keroncong Beat, Manthous (Gunung Kidul, Yogyakarta) untuk Campursari dan Koe Plus (Solo/Jakarta) untuk Keroncobg Rock, serta Didi Kempot (Ngawi) untuk Congdut.

Trivia

  • Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".

Musik Jazz

Definisi

Double bassist Reggie Workman, pemain saksofon tenor Firaun Sanders, dan drummer Muhammad Idris tampil pada tahun 1978
Jazz bisa sangat sulit untuk menentukan karena membentang dari waltz Ragtime untuk fusi era tahun 2000-an. Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk menentukan jazz dari sudut pandang di luar jazz, seperti menggunakan sejarah musik Eropa atau musik Afrika, kritikus jazz Joachim Berendt berpendapat bahwa semua upaya tersebut tidak memuaskan. Salah satu cara untuk berkeliling masalah definisi adalah untuk mendefinisikan jazz "istilah" lebih luas. Berendt mendefinisikan jazz sebagai bentuk "seni musik yang berasal dari Amerika Serikat melalui konfrontasi orang kulit hitam dengan musik Eropa", ia berpendapat bahwa jazz berbeda dari musik Eropa dalam jazz yang memiliki hubungan "khusus untuk waktu, yang didefinisikan sebagai 'ayunan' "," sebuah spontanitas dan vitalitas produksi musik di mana improvisasi memainkan peran ", dan" kemerduan dan cara ungkapan yang cermin individualitas dari musisi jazz melakukan ".
Travis Jackson juga mengusulkan definisi yang lebih luas dari jazz yang mampu mencakup seluruh era yang berbeda secara radikal: ia menyatakan itu adalah musik yang mencakup kualitas seperti "berayun ', improvisasi, interaksi kelompok, mengembangkan sebuah" suara individu, dan menjadi 'terbuka' untuk kemungkinan musik yang berbeda Krin Gabbard mengklaim bahwa" jazz adalah membangun "atau kategori yang, sementara buatan, masih berguna untuk menunjuk" sejumlah musics dengan cukup umum harus dipahami sebagai bagian dari sebuah tradisi yang koheren ".
Sementara jazz mungkin sulit untuk menentukan, improvisasi jelas salah satu elemen kunci. Awal blues pada umumnya terstruktur sekitar pola panggilan-dan-respon yang berulang, unsur umum dalam tradisi lisan Afrika Amerika. Suatu bentuk musik rakyat yang meningkat di bagian dari lagu kerja dan bidang hollers Hitam pedesaan, blues awal juga sangat improvisasi. Fitur-fitur ini mendasar dengan sifat jazz. WhilProxy-Connection: hidup terus-Cache-Control: max-age = 0
dalam unsur-unsur musik klasik Eropa interpretasi, ornamen dan pendampingan kadang-kadang kiri ke kebijaksanaan yang berprestasi itu, tujuan utama adalah pemain memainkan komposisi seperti yang tertulis.
Dalam jazz, Namun, pemain ahli akan menafsirkan sebuah lagu dengan cara yang sangat individu, tidak pernah memainkan komposisi yang sama persis dengan cara yang sama dua kali. Tergantung mood pemain dan pengalaman pribadi, interaksi dengan sesama musisi, atau bahkan anggota audiens, seorang musisi jazz / pemain dapat mengubah melodi, harmoni atau waktu penandatanganan di akan. musik klasik Eropa telah dikatakan media komposer. Jazz, namun, sering ditandai sebagai produk kreativitas egaliter, interaksi dan kolaborasi, menempatkan nilai yang sama pada kontribusi dari komposer dan pelaku, 'tangkas berat [ing] klaim masing-masing komposer dan improvisasi' .
Di New Orleans dan Dixieland jazz, performer bergantian bermain melodi, sementara yang lain countermelodies improvisasi. Dengan era swing, big band datang untuk lebih mengandalkan musik diatur: pengaturan entah tertulis atau dipelajari oleh telinga dan hafal - banyak artis jazz awal tidak bisa membaca musik. solois Individu akan berimprovisasi dalam pengaturan ini. Kemudian, di bebop fokus bergeser ke arah kelompok-kelompok kecil dan pengaturan minimal; melodi (dikenal sebagai kepala "") akan dinyatakan secara singkat pada awal dan akhir bagian, tapi inti dari kinerja akan menjadi serangkaian improvisasi dalam tengah. Kemudian gaya jazz seperti jazz modal meninggalkan gagasan ketat kemajuan akord, yang memungkinkan individu musisi berimprovisasi bahkan lebih bebas dalam konteks skala tertentu atau mode. avant-garde dan idiom jazz bebas izin, bahkan memanggil, meninggalkan chords, sisik, dan meter berirama.

Telah lama ada perdebatan di komunitas jazz atas definisi dan batas-batas "jazz". Meskipun perubahan atau transformasi jazz oleh pengaruh baru awalnya sering dikritik sebagai kehinaan "," Andrew berpendapat Gilbert jazz yang memiliki kemampuan "untuk menyerap dan mengubah pengaruh" dari gaya musik yang beragam. Sementara beberapa penggemar jenis tertentu jazz berpendapat untuk definisi sempit yang mengecualikan berbagai jenis musik juga dikenal sebagai "jazz", musisi jazz sendiri sering enggan untuk mendefinisikan musik mereka bermain. Duke Ellington menyimpulkan dengan mengatakan, "Ini semua musik." Beberapa kritikus bahkan menyatakan bahwa musik Ellington bukanlah jazz karena diatur dan mengatur. Pada teman sisi lain Ellington dua puluh solo Earl Hines's "transformatif versi "komposisi Ellington (pada Earl Hines Dimainkan Duke Ellington dicatat pada tahun 1970) yang dijelaskan oleh Ben Ratliff, New York Times kritikus jazz, seperti" sebagai contoh yang baik dari proses jazz sebagai sesuatu di luar sana ".
Berorientasi komersial atau populer yang dipengaruhi musik jazz bentuk memiliki keduanya lama dikritik, setidaknya sejak munculnya Bop. penggemar jazz tradisional telah diberhentikan Bop, tahun 1970-an jazz [era fusi dan banyak lain] sebagai periode penurunan nilai komersial dari musik. Menurut Bruce Johnson, musik jazz selalu memiliki ketegangan "antara jazz sebagai musik komersial dan bentuk seni" catatan Gilbert itu. Sebagai gagasan tentang kanon jazz adalah berkembang, "prestasi masa lalu" dapat menjadi "... istimewa atas kreativitas istimewa ..." dan inovasi seniman saat Village Voice. jazz kritikus Gary Giddins berpendapat bahwa sebagai penciptaan dan penyebaran jazz semakin dilembagakan dan didominasi oleh perusahaan hiburan besar, jazz adalah menghadapi "sebuah. .. masa depan berbahaya kehormatan dan penerimaan tertarik "David Ake. memperingatkan bahwa penciptaan" norma "dalam jazz dan pembentukan tradisi jazz" "mungkin mengecualikan atau sampingan lainnya yang lebih baru, avant-garde bentuk jazz . Kontroversi juga muncul lebih dari bentuk-bentuk baru jazz kontemporer dibuat di luar Amerika Serikat dan berangkat secara signifikan dari gaya Amerika Di satu pandangan mereka merupakan bagian penting dari pengembangan saat ini jazz itu;. di lain mereka kadang-kadang dikritik sebagai penolakan terhadap tradisi jazz penting.

Asal kata "Jazz"

Asal-usul dari jazz kata adalah salah satu yang paling dicari asal-usul kata dalam bahasa Inggris Amerika modern. Bunga intrinsik Kata's - American Dialect Society menamakannya Firman Abad Twentieth - telah menghasilkan penelitian yang cukup besar, dan sejarahnya dengan baik didokumentasikan. Seperti dijelaskan lebih rinci di bawah, jazz dimulai sebagai istilah slang Pantai Barat sekitar tahun 1912, yang berarti yang bervariasi tetapi tidak mengacu pada musik atau seks. Jazz datang berarti musik jazz di Chicago sekitar tahun 1915. Jazz dimainkan di New Orleans sebelum waktu itu, tapi tidak disebut jazz.
Jazz kata membuat salah satu penampilan yang paling awal di San Francisco bisbol menulis pada tahun 1913. "Jazz diperkenalkan ke San Francisco pada 1913 oleh William (Spike) Slattery, olahraga Call editor, dan disebarkan oleh pemimpin-band bernama Seni Hickman itu tercapai. Chicago dengan 1915 namun tidak mendengar di New York sampai setahun kemudian. "Salah satu kegunaan yang dikenal pertama dari kata jazz muncul di 3 Maret 1913, artikel bisbol di San Francisco Bulletin oleh ET "Scoop" Gleeson .

Aliran-aliran dalam jazz

Alat musik yang digunakan

Pemusik jazz terkenal

Indonesia

[sunting] Jerman

Lihat pula

Pranala luar

Minggu, 12 September 2010

biografi Guns N Roses



Biografi :

Maret 1985, Axl Rose eks vokalis Hollywood Rose dan Tracii Guns eks gitaris L.A Guns berencana untuk membentuk sebuah grup yang akhirnya diberi nama Guns N' Roses. Grup yang didirikan di Los Angeles, Amerika Serikat ini sempat berganti-ganti personel bahkan Tracii Guns pun hengkang dari grup ini.

Album pertama mereka
APPETITE FOR DESTRUCTION dilepas 1987. Album ini laku keras karena single-single macam Welcome to the Jungle, Sweet Child o' Mine, dan Paradise City.

Album kedua mereka
GN'R LIES tidak sepopuler album pertama mereka, single manis Patience tidak cukup kuat mengangkat penjualan album ini. Namun dobel album USE YOUR ILLUSION I dan USE YOUR ILLUSION II yang mereka rilis 1991 kembali membawa GN'R ke puncak kejayaan. Dua album ini berisi banyak lagu yang kemudian melambungkan nama Guns N' Roses seperti: Don't Cry, November Rain, Civil War, Knockin' on Heaven's Door, dan Estranged.

Album
THE SPAGHETTI INCIDENT? yang mereka lepas 1993 nampaknya adalah pertanda berakhirnya kejayaan GN'R. Album yang berisi lagu-lagu daur ulang dari artis lain ini tak bisa meraup keuntungan seperti album-album sebelumnya.
GN'R berada di puncak kejayaan mereka dengan formasi : Axl Rose, Slash, Izzy Stradlin, Duff McKagan, Dizzy Reed, dan Matt Sorum.

Kamis, 02 September 2010

Sejarah Koes Ploes



 
 
Koes Plus 

Kesederhanaan penampilan anggota Koes baik dipanggung maupun dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung telah menambah simpati penggemarnya
Legenda Musik Pop Indonesia
Pilihan nadanya yang manis, syairnya yang sederhana, musiknya yang harmonis secara simultan membuat lagu-lagu Koes Plus enak didengar dan sukar dicari tandingannya dalam blantika musik Indonesia.

Koes Plus adalah kelompok musik paling legendaris di Indonesia. Puluhan lagu, bahkan ratusan, lahir dari kelompok musik ini, dari yang versi pop, pop jawa, irama melayu, dangdut, pop anak-anak, lagu berbahasa Inggris, irama keroncong, folk song,  dan hard beat. Baru-baru ini namanya diabadikan sebagai kelompok Musik dengan lagu terbanyak di Museum Record Indonesia (MURI).
   Lagu-lagu mereka bukan tipe lagu rumit seperti halnya lagu-lagu tua dari Genesis, Deep Purple atau Queen atau lagu-lagu pop masa kini. Lagu mereka sungguh sederhana baik dalam syair, musik, maupun melodi. Ciri khasnya adalah perpaduan suara antara vokalis mereka ( Yon dan Yok) yang khas. Lagu-lagu mereka masih tetap digemari sampai sekarang. Bahkan banyak dibawakan oleh penyanyi lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna. Sampai sekarang Koes Plus masih eksis walaupun tinggal 2 anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif ditambah musisi lain dari luar. Tetapi kebanyakan mereka hanya menyanyikan lagu-lagu lama. Dalam suatu acara Mengenang Koes Plus di RCTI (sekitar tahun 1995), seseorang dari jajaran direksi Remaco bernama Eugene Timothy (yang banyak merekam lagu Koes Plus) menyatakan bahwa sampai sekarang tidak ada kelompok musik yang beat-beatnya seperti Koes Plus. Mungkin dia ingin mengatakan bahwa lagu-lagu Koes Plus yang sederhana itu iramanya gampang diikuti dan enak didengar. Para penggemar Koes Plus harus menunggu-nunggu di depan TVRI (kala itu tidak ada TV Swasta) begitu mengetahui bahwa Koes Plus bakal tampil di acara televisi. Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok Koes Bersaudara. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop and rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti Bis Sekolah, Di Dalam Bui, Telaga Sunyi, Laguku Sendiri dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu Telaga Sunyi, Dewi Rindu atau Bis Sekolah) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo,selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki  totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu Kelelawar yang sebenarnya asyik itu.
Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh lewat group Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu Kelelawar diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya Derita, Kembali ke Jakarta, Malam Ini, Bunga di Tepi Jalan hingga lagu Cinta Buta, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.

 Group-group lain yang seangkatan seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai kiblat. Sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus. Seperti pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.
 
 
"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"
 
Lagu Nusantara I (Volume 5), Oh Kasihku (Volume 6), Mari-Mari (Volume 7), Diana dan Kolam Susu ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu.  Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal Muda-Mudi (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu Bujangan dan Kapan-Kapan dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu Nusantara V dari album Volume 11 dan Cinta Buta dari album Volume 12. Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu Tul Jaenak dan Ojo Nelongso. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti Mengapa, Cinta Mulia dan lagu keroncongnya yang berjudul Penyanyi Tua. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah Dimita.
Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja  yang tidak mengenal Koes Plus.  Kapan Koes Plus  mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu Derita dan Manis dan Sayang.
Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album termasuk album instrumentalia. Jadi  rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu asal jadi, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan tiga jurus: kunci C-F-G.
Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).
• Koes Plus pada masa jayavol 9

Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung  di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)
''Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang,'' kenang Yon. (Suara Merdeka 23, Oktober 2001).

    Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya Kembali
yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya Mamiku-papiku. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, Pilih Satu juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu Cinta, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu Cubit-Cubitan dan Panah Asmara.  Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.  
Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya wah karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan.Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.
Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit)  membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya  mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban.Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini. 

Sejarah Musik Pop

Musik populer atau Musik pop adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial.
Musik populer pertama kali berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1920 di mana rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison, dibedakan dengan Musik Klasik, Musik Jazz, Musik Tradisional, Musik Blues, kemudian juga berkembang ke negara-negara lain sedunia.

Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590

Musik Klasik dimulai dengan penemuan Notasi Gregorian tehun 590 oleh Paus Agung Gregori, berupa balok not dengan 4 garis, namun notasi belum ada hitungannya. Paus Gregory semasa hidupnya telah mencatat lagu-lagu Gereja dengan Notasi Gregorian tersebut. sebelum tahun 590 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dibaca.

Notasi Gregorian Tahun 590

Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni.

Musik Organum 1150-1400

Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).

Musik Diafoni 1400-1600

Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).

Basso Ostinato Tahun 1600

Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain.

Musik Polifoni Era Barok 1600-1750

Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapun (counterpoint=kontrapunt).
Johan Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle dari Inggris, Jean Remeau dari Pernacis, Correli dari Itali, dlsb. Lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Papa Yakob.
Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapun Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas atau Free Counterpoint.

] Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825

Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.

Musik Klasik Era Romantik 1820-1910

Hampir tidak banyak perubahan dalam kontrapun dan harmoni secara fundamental pada Era Romantik (1820-1910), namun ada kemajuan dalam orketrasi lengkap (dengan penemuan alat musik). Era ini adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum. Terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina.

Musik Klasik Modern 1910-sekarang

Musik Modern dengan Musik Atonal dan Politonal telah jauh dari penggemar musik yang menyenangi musik konvensional, karena suara yang disonan dan irama yang tidak teratur membutuhkan konsentrasi dalam mendengar.

Sejarah Musik Pop sejak 1920

Musik Ragtime di Amerika Serikat sejak 1890

Musik Ragtime atau Cincang-Babi, adalah musik Amerika yang dipengaruhi oleh etnis Afrika-Amerika dan musik klasik Eropa. Musik ini mulai terkenal di daratan Amerika sekitar tahun 1890 hingga 1920. Musik ini mempuyai tempo atau irama yang cepat dengan dominasi sinkopasi, namun ada juga yang berirama agak lamban.
Biasanya musik ini dimainkan khusus dengan piano, gaya cincang-babi, dan para pianis dan pencipta antara lain Scott Joplin (1868-1917), James Scott (1885-1938), dan Joseph Lamb (1887-1959).

Musik Blues di Amerika Serikat sejak 1895

Musik Blues juga lahir dari etnis Afrika-Amerika di semenanjung Delta Mississippi pada akhir abad XIX sekitar tahun 1895 dan berlangsung hingga kini. Musik ini lahir dari kehidupan para budak yang bekerja sebagai buruh tani ras Afrika di Amerika, di mana pada saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka mengalunkan lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika, dan tentu saja dengan lirik-lirik budak yang tertindas pada waktu itu. Pada awalnya lagu blues hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudia baru meraka mempergunakan alat petik gitar sebagai iringan.
Belakangan musik blues ini mempengaruhi perkembangan musik jazz, country, dan rock. Perhatikan bahwa irama dan melodi musik blues sangat kental dengan ras Afrika. Kadang-kadang dalam syair timbul cerita tentang kesedihan mereka sebagai budak dan buruh tani, dan tentu saja perkembangannya sangat dipengaruhi lingkungan urban maupun desa Amerika, di mana ras Afrika mendominasi gaya musik blues.
Para pemusik blues dan pencipta blues, rata-rata orang hitam Amerika, adalah di mana W.C. Handy (1873-1958) adalah bapak blues. Lagu Aunt Hagar's Children dan Saint Louis Blues diterbitkan masing-masing pada tahun 1914 dan 1921.

Musik Pop di Amerika Serikat mulai 1920

Setelah Perang Dunia I berakhir (1918), maka musik baru di benua Amerika lahir yang disebut dengan Musik Populer. Musik ini terutama sebagai musik lantai dansa yang pada waktu itu menjadi populer sekali dan digemari oleh masyarakat seluruh dunia.

Musik Amerika Latin lahir sejak 1857

Ciptaan-ciptaan pencipta pada waktu itu dengan pengaruh latin adalah antara lain dari George Bizets Hababera dari opera Carmen (1875); Scott Joplin’s Mexican Serenade, Solace (1902); Maurice Ravels Rapsodie Espagnole (1907), dan Bolero (1928).
Musik pop latin dimulai sejak dansa latin dikenal, yaitu sejak tahun 1920 juga. Dansa Tango menjadi salah satu balroom dance yang terkenal pada tahun 1920 di Amerika maupun Eropa, di mana lagu Tango yang bertangga nada minor dan melankolik, serta step dansa yang agresif. Setelah itu tahuj 1930 dan 1940 berkembang menjadi salah satu musik yang digemari di dunia, dengan tokoh seperti Xavier Cugat, Peres Prado, dlsb. Irama yang berkembang pada waktu itu adalah Rhumba, Samba, Conga, Salsa, Mambo, dlsb.

Musik Country sejak 1920

Musik Country sering diidentitaskan dengan musik cowboy (penggembala sapi). Musik ini lahir pada rekaman permainan biola country John Carson dengan rekaman "Little Log Cabin in the Lane" oleh Okeh Records pada tahun 1923. Kemudian lahir rekaman oleh Columbia pada tahun 1924 "Old Familiar Tunes". Seperti diketahui steel guitar masuk country pada tahun 1922, di mana Jimmie Tarlton bertemu dengan Hawaiian guitarist Frank Ferera pada pantai barat Amerika.
Mulai tahun 1927, selama 17 tahun Carters merekam sekitar 300 old-time ballads, lagu traditional, lagu country, dll. Selanjutnya pada tahun 1930-an dan 1940-an lagu cowboy menjadi populer di semua film Hallywood. Dan tahun 1939 irama Boogie-woogie menjadi terkenal.

sejarah Rolling stones


He Rolling Stones adalah legenda, pada saat mereka pertama kali tampil –tahun 1964– The Beatles tampil sempurna, rambut, harmonisasi serta jasnya, dan mereka membungkuk memberi hormat bersama-sama. Musik The Beatles luar biasa canggihnya, segalanya sangat menarik dan asing di jaman itu, tapi juga menciptakan jarak akibat kesempurnaan itu. Dan pada saat itulah The Rolling Stones membawa pesan, “Mungkinanda juga bisa melakukan itu”. Rambutnya berantakan, harmonisasinya kurang merdu. Dan mungkin tidak ada yang ingat kapan mereka pernah tersenyum. Mereka meniru sikap R&B tradisional, “Kami tidak bergelut dalam dunia hiburan. Kami bukan musik pop”.
Suara Mick Jagger memancarkan daya tarik sensual yang dewasa. Ini bukan sensual dalam pop, –berpegangan tangan kemudian berciuman– ini benar-benar nyata. Jagger memiliki kemampuan berbincang sebagaimana para penyanyi R&B dan blues, setengah bernyani, tidak selalu mencapai nada. Diterimanya suara Mick Jagger di radio pop adalah terbosan baru dalam rock&roll. Dia membuka pintu untuk orang lain. Tiba-tiba saja kemudian seorang Eric Burdon dan Van Morrison tidak terdengar aneh lagi, begitu pula dengan Bob Dylan.
Ini benar-benar unik, seorang penghibur kulit putih yang mengikuti cara kulit hitam. Elvis Presley melakukannya, dan orang berikutnya adalah Mick Jagger. Tak ada pemuda kulit putih lain yang melakukannya. Mereka pernah berdiri dan bernyanyi seperti The Beatles. Mereka membiarkan roh mengendalikan tubuhnya, melepaskan semua batas-batas yang ada, tidak terkendali. Inilah yang dirasakan Mick Jagger. Dia meniru beberapa langkah dari James Brown dan Tina Turner. Gerakan-gerakan aneh yang dilakukan Mick Jagger berasal dari keduanya. Lalu Iggy Pop dan Jim Morrison mengembangkannya.
Pada awalnya The Rolling Stones adalah band milik Brian Jones. Dia pula yang memberikan nama tersebut pada bandnya. Dia bertindak sebagai Manajer yang mengurus tawaran konser dan segala sesuatu yang menyangkut media. Aroma dan keagrasifan The Rolling Stones berasal dari seorang Brian Jones. Begitu juga dengan tradisi. Dia memainkan gitarnya dengan leher botol, lalu pada album-album seperti December’s Children dan Aftermath, dia memainkan berbagai instrumen lain sebagai “pemanis”. Dia begitu kreatif dan penting bagi The Rolling Stones.
Tapi Keith Richards juga telah disepelakan dan dipandang hanya sebagai rhythm-guitarist, padahal solo-solonya lewat “Heart of Stone”, “It’s All Over Now” dan riff-riff hebatnya di “Satisfaction” dan tentunya “The Last Time” yang dianggap oleh The Rolling Stones sendiri sebagai lagu serius pertama yang pernah mereka buat. “Hongky Tonk Woman” hanya terdiri dari satu kunci, lalu dia mengubah seteman versi lima senar, ada pola kunci yang terkait denagn setemannya itu –sebut saja efek “Gimme Shelter”– dimana mereka menambahkan nada suspensi, sehingga menjadi lebih melodis dan ritmis secara bersamaan.
Dibanding denganrhythm section lainnya dalam dunia rock&roll hingga saat ini Bill Wyman dan Charlie Watts paling tahu bagaimana cara bergoyang. Lain halnya dengan sekarang, rock&roll pada jaman itu ditujukan untuk bergoyang. Bisa terbayang betapa serunya berada di Richmond Hotel di London dan Station Hotel sekitar tahun 62 dan 63, penonton menggila, The Rolling Stones juga gila.
Ada banyak generasi masa kini yang hanya mengenal The Rolling Stones sebagai ikon. Tak ada ikatan batin dengan musiknya. Kepada mereka, mungkin harus direkomendasikan empat album pertama yang versi amerika, “England’s Newset Hitmakers”, “12×5″, “Now” dan “Out of Our Hands”. Pelajaran berikutnya adalah era besar kedua, “Beggars Banquet”, “Let It Bleed”, “Sticky Fingers” dan “Exile on Main Street”. Itu merupakan rangkaian album terhebat dalam sejarah, dan semuanya dihasilkan hanya dalam tiga setengah tahun.
Dalam banyak hal, The Rolling Stones bermain lebih baik dibanding sewaktu di tahun 60-an. Mereka cukup berantakan di masa-masa awal–tapi semua orang menikmatinya–. Secara teknis, mereka belum pernah sebagus ini. Masalahnya, power mereka berasal dari 12 album pertama. Hanya sedikit lagu bagus setelah tahun 1972. Sehebat apa mereka seandainya mereka masih membuat album yang semegah konser mereka sekarang ?
Tapi dalam konser, mereka masih dapat menyampaikan kekuatan masa lalu. Masih banyak yang dapat dipelajari dari The Rolling Stones: Tulislah lagu bagus, dan jagalah kesehatan serta gairah untuk bermain setiap malam, dan mungkin kesempatan untuk bisa sehebat Mick Jagger dan hidup lebih lama bisa terwujud. Semua orang takjub karena Keith masih hidup. Dia tampak kebal terhadap segalanya, tapi sebaiknya jangan mencoba ikut-ikutan. Jujur saja: Pemakaian narkoba akan merusak segalanya, termasuk penulisan lagu. Untungnya dia masih bisa bermain dan menjalani tur 40 tahun kemudian. Tak banyak band yang bisa awet sampe 4 tahun, apalagi sampe 40 tahun.
Rasanya tidak ada yang ingin mereka pensiun, karena jika mereka tetap bermain, itu merupakan promosi terbaik untuk lagu-lagunya. Mungkin setting panggungya sekarang sudah jauh lebih ramai, tapi mereka tetap menjadi pusat perhatian. Mereka tetap tampil semaksimal mungkin, dan membuktikan bahwa :

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates